Buya Yahya Jelaskan Hukum Tradisi Munggahan Menjelang Ramadhan

Buya Yahya, seorang ulama terkemuka di Indonesia, memberikan penjelasan mengenai tradisi munggahan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Sunda menjelang bulan Ramadhan. Beliau menyatakan bahwa tradisi ini diperbolehkan dalam Islam selama tidak mengandung unsur keyakinan yang menyimpang. Munggahan, yang berasal dari kata “munggah” dalam bahasa Sunda berarti “naik” atau “menaikkan”, merupakan tradisi yang melibatkan berbagai kegiatan seperti makan bersama, bermaaf-maafan, mendoakan leluhur, ziarah kubur, dan membersihkan fasilitas ibadah. Tujuan utamanya adalah mempererat silaturahmi dan mempersiapkan diri secara spiritual menyambut bulan suci Ramadhan. Buya Yahya menekankan bahwa selama tradisi ini tidak disertai dengan keyakinan bahwa kegiatan tersebut dapat mendatangkan rezeki atau manfaat tertentu selain dari Allah SWT, maka tradisi ini boleh dilanjutkan. Beliau juga mengingatkan agar umat Islam tetap berpegang pada syariat dan tidak menambahkan ritual atau kepercayaan yang tidak diajarkan dalam Islam. Dengan demikian, tradisi munggahan dapat menjadi sarana yang baik untuk mempererat hubungan antar sesama dan meningkatkan kesiapan spiritual dalam menyambut Ramadhan, asalkan dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam.