Sakdiyah Ma’ruf adalah seorang komedian tunggal (stand-up comedian) perempuan Muslim pertama di Indonesia yang menggunakan panggung komedi sebagai sarana dakwah dan kritik sosial. Melalui humornya, ia menyampaikan pesan-pesan tentang ketidakadilan, konservatisme, dan diskriminasi yang sering dihadapi oleh perempuan dalam masyarakat.
Latar Belakang dan Perjalanan Karier
Lahir dalam keluarga keturunan Arab di Pekalongan, Jawa Tengah, Sakdiyah tumbuh dalam komunitas yang sangat menjunjung tinggi identitas Arab dan praktik keagamaan konservatif. Meskipun demikian, orang tuanya memperbolehkannya terpapar budaya pop Barat, termasuk menonton sitkom-sitkom Amerika seperti The Cosby Show, Roseanne, Seinfeld, dan Full House. Dari situlah kecintaannya pada komedi tumbuh, dan ia belajar bahasa Inggris secara otodidak melalui tayangan-tayangan tersebut. Pada tahun 2009, setelah menonton DVD Robin Williams Live on Broadway, Sakdiyah memutuskan untuk menekuni dunia stand-up comedy. Ia mulai dengan materi-materi ringan tentang dirinya sebagai perempuan lajang dalam komunitas Arab, sebelum akhirnya membahas isu-isu yang lebih sensitif seperti kekerasan dalam rumah tangga dan ekstremisme agama. Pada tahun yang sama, ia meraih gelar sarjana dalam bidang Sastra Inggris dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, dengan skripsi yang membahas stand-up comedy.
Komedi sebagai Sarana Dakwah dan Kritik Sosial
Sakdiyah memanfaatkan stand-up comedy sebagai medium untuk merefleksikan masalah konservatisme dalam komunitas Arab dan diskriminasi terhadap perempuan. Ia menyampaikan kegelisahannya tentang praktik beragama sebagian Muslim yang menurutnya ‘baru’, seperti menolak bersalaman atau kontak mata dengan lawan jenis. Melalui humornya, Sakdiyah menantang ekstremisme Islam dan kekerasan terhadap perempuan, serta mengajak audiens untuk berpikir kritis tentang isu-isu sensitif tersebut.
Pengakuan dan Penghargaan
Atas dedikasinya dalam menggunakan komedi sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan sosial dan keagamaan, Sakdiyah menerima Václav Havel Prize for Creative Dissent pada Oslo Freedom Forum tahun 2015. Penghargaan ini mengakui keberaniannya dalam menggunakan humor untuk menantang ekstremisme dan mempromosikan kesetaraan gender. Selain itu, pada tahun 2018, Sakdiyah masuk dalam daftar BBC 100 Women, yang mengakui perempuan-perempuan inspiratif dari seluruh dunia.